Minggu, 08 Juni 2008

Bertumbuh di Masa Sulit

Masa sulit bukanlah akhir cerita. Ini hanyalah suatu episode dari alur cerita. jika kita tidak mengingat hal ini, kita hanya membuka diri terhadap kekecewaan dan keputusasaan.

Semua orang besar telah melewati masa-masa sulit. Mungkin mereka hidup di masa perang atau pada masa depresi keuangan, atau krisis pribadi yang membuat kehidupan mereka kelihatannya pada saat itu tidak ada yang menyenangkan. Ketika kita melihat kehidupan orang-orang ini secara keseluruhan, kita akan dapat melihat siklusnya, antara naik dan turun, keberhasilan dan kegagalan.

Jika sesuatu menimpa kehidupan pribadi kita, sangatlah mudah untuk kehilangan pandangan akan adanya siklus dari segala sesuatu. Masa-masa sulit menjadikan kita dengan mudah melupakan hal-hal tertentu. Khususnya jika kita menghadapi kesulitan yang menumpuk, masalah kuliah dengan masalah keuangan, masalah pasangan dengan pekerjaan, atau masalah kesehatan yang disertai dengan masalah keuangan. Kita cenderung untuk melupakan bahwa kita telah pernah melewati masa-masa sulit sebelumnya. Kita selalu dapat melewatinya, dan kadang-kadang kita yang menjadi pemenangnya.

Ketika sedang menghadapi masa-masa sulit, terima hal itu sebisa mungkin dengan memahaminya sebagai bagian dari siklus hidup yang ada, bagian dari sesuatu yang lebih besar. Mencari dukungan yang kita butuhkan saat mengalami masa sulit. Bertindak sesuai kemampuan untuk menjalaninya. Berdo'a kepada Allah agar diberi ketabahan dan semangat untuk terus maju. Dan kita pun dapat memandang awan gelap sebagai semburat keperakan, bahkan jika lembaran keperakan itu hanya terlihat setipis garis saja. Untuk segala perubahan yang mengganggu kita memiliki, ingat bahwa perubahan memang akan selalu ada, dan memiliki harapan adalah sikap yang tepat.

Teruslah berusaha. Karena yang menunjukkan siapa diri kita bukanlah kemampuan kita, akan tetapi yang menunjukkan siapa diri kita adalah pilihan kita.

Label:

Lewati Gunung Hambatan

Jika menginginkan kehidupan yang bahagia atau tengah mencari sepercik harapan, hal pertama yang harus dilakukan adalah mengenali gunung hambatan yang menghalangi jalan kita.

Yang membatasi diri kita dari kehidupan yang bahagia adalah gunung hambatan kita sendiri. Gunung hambatan adalah segala aspek yang menakutkan, mengecilkan hati dan menyesakkan. Ini bukanlah tantangan biasa. Hambatan ini adalah kesulitan yang sepertinya menghadang dan menghalangi apa pun yang ingin kita lakukan. Namun jika dapat dipecahkan, kita akan bebas untuk menjadi apa pun yang kita inginkan.

Gunung hambatan bisa timbul dari suatu ketergantungan. Ketergantungan itu bisa jadi milik kita sendiri, milik orang yang kita cintai, atau timbul karena kita kekurangan uang dan terjepit masalah utang yang berkepanjangan. Bisa juga karena tidak mampu mendapatkan pendidikan yang kita inginkan, karena tidak dapat menikahi pria atau wanita yang kita dambakan, atau karena masalah orang tua yang diambang perceraian. Apa pun masalah yang ada dapat menjadi gunung hambatan.

Sisi yang menarik dari "gunung-gunung" ini adalah sifatnya yang subjektif. Dalam tantangan yang sama, seseorang bisa berhasil dan berkembang lebih pesat, sementara orang lain berada di tempat yang sama selama bertahun-tahun. Orang yang mencapai puncak tertentu, dapat saja dikalahkan oleh orang lain yang kelihatannya memiliki kemampuan setengahnya.

Jika kita mencari hidup bahagia atau mempunyai sederet harapan, yang harus kita lakukan pertama adalah mengenali gunung yang paling menghalangi perjalanan. Lalu, biarkan saja gunung itu berada di situ - tinggi, tegar, dan tak terkalahkan. Kita harus rela menyerahkan kekuatan pada Allah SWT untuk menghadapinya.

Bukan berarti kita hanya tinggal tidur dan menunggu. Tetapi tugas penting kita pada titik ini adalah melakukan apa yang perlu untuk menjaga hidup tetap pada jalurnya, meskipun pada kenyataannya ada gunung di hadapan kita. Itulah yang disebut bertawakkal.

Dan pada saat menjalani kehidupan kita, berusaha sebaik mungkin sesuai dengan kemampuan kita. Niscaya, gunung penghalang tersebut akan mulai menghilang. Karena Allah tidak akan membebankan sesuatu kepada hamba-Nya melainkan sesuai dengan kesanggupannnya.

Wallahu A'lam.

Label:

Kamis, 05 Juni 2008

Kekuatan Harapan

Seberapa besar harapan mempengaruhi hidup kita? Jawabannya, sangat besar!
Bagaimana tidak, dengan harapan kita jadi punya semangat untuk maju. Dengan harapan kita jadi punya kesempatan untuk berbuat lebih.

Ini adalah pengalaman saya pribadi tentang bagaimana sebuah harapan memberikan saya kesempatan kedua. Karena harapan adalah sebuah do'a.

Februari tahun lalu, saya sudah hampir putus asa mencari pinjaman uang untuk registrasi semester baru. Pada saat itu, kondisi keuangan keluarga sedang dalam kondisi yang tidak baik. Beasiswa yang saya andalkan untuk pembayaran registrasi setiap semester pun, tidak lagi dapat saya andalkan dikarenakan datangnya memang sering tidak tepat waktu. Saya sudah berusaha meminta penundaan pembayaran ke rektorat bagian kemahasiswaan, tetapi lagi-lagi saya harus kecewa karena formulirnya sudah habis. Dan parahnya hari itu adalah hari minus satu batas akhir registrasi.

Dalam kondisi seperti itu, saya berharap akan ada keajaiban. Kalau memang saya harus berhenti kuliah saat ini, saya tidak akan terlalu kecewa karena saya sudah sampai sejauh ini. Namun, dalam hati kecil saya berharap bahwa hal ini tidak perlu terjadi. Bahwa saya masih dapat melanjutkan menggapai impian saya. Saya hanya berharap dan berdo'a.

Di saat saya sedang berpikir dan berharap, tiba-tiba saja telepon kos berdering pada tanggal 14 Februari 2007 pukul 08.45 WIB. Seorang ketua departemen Badan Eksekutif Mahasiswa yang dulu pernah menjadi kakak kos saya, memberi tahu bahwa saya harus hadir di Rektorat bagian kemahasiswaan untuk mengambil beasiswa registrasi pukul 09.00 WIB. Saya kaget, campur bahagia, campur terharu dan sempat meneteskan air mata saking gembiranya. Saya hanya punya waktu 15 menit untuk bersia-siap dan menuju kampus. Saat itu, saya merasakan aliran semangat dan motivasi yang besar.

Selepas registrasi, saya baru sadar bahwa saya tidak pernah mengajukan beasiswa tersebut. Lalu bagaimana mungkin nama saya bisa tercantum dalam daftar penerima beasiswa?
Setelah lama berpikir, saya teringat beberapa hari yang lalu seorang teman bertanya, apakah saya sudah registrasi. Teman saya itu terus saja mengulang pertanyaan yang sama setiap ada kesempatan. Ternyata, teman saya itulah yang menceritakan masalah saya pada presiden BEM saat itu untuk segera ditindak lanjuti. Begitulah yang terjadi. Dengan kekuatan harapan, saya mendapatkan keajaiban dari sebuah persahabatan.

Sejak saat itu, saya tahu kalau saya berharap banyak, maka saya akan mendapat lebih. Tidak menyerah pada situasi hidup yang sedang dijalani adalah kuncinya. Karena hanya orang lemah saja yang berputus asa. Karena selalu ada kesempatan bagi yang mau berharap. Itulah kekuatan harapan yang sesungguhnya.

Thanks buat sahabatku, Wina. May Allah always bless you, sist.

Label:

Rabu, 04 Juni 2008

5 Cara Bagaimana Mengubah Kekalahan Menjadi Kemenangan

KEBERHASILAN
Tidak ditentukan oleh besarnya otak seseorang, melainkan oleh besarnya cara berpikir seseorang.
Percayalah, benar-benar percaya bahwa kita dapat berhasil, maka kita pun akan berhasil.

Perbedaan antara keberhasilan dan kegagalan didapatkan pada sikap orang terhadap kemunduran, cacat, keputusasaan, dan situasi lain yang mengecewakan.
Lima pedoman untuk membantu kita mengubah kekalahan menjadi kemenangan adalah:

1. Pelajari kemunduran untuk melicinkan jalan menuju keberhasilan

Ketika kita kalah, belajarlah dan kemudian lanjutkan untuk menang pada kesempatan berikutnya. Katakan kepada diri kita sendiri, "Pasti ada jalan." Semua pikiran bersifat magnetis. Segera setelah kita mengatakan kepada diri kita sendiri, "Saya kalah. Tidak ada jalan untuk menaklukan masalah ini," pikiran negatif pun tertarik, dan masing-masing pikiran negatif ini membantu meyakinkan diri kita bahwa kita benar, bahwa kita sudah kalah.

Sebagai gantinya, percayalah, "Pasti ada jalan untuk memecahkan masalah ini," dan pikiran positif pun menyerbu masuk ke dalam benak kita untuk membantu kita mencari pemecahan.
Yang penting adalah percaya "pasti ada jalan".

2. Miliki keberanian untuk menjadi kritikus diri sendiri yang konstruktif

Selidikilah kesalahan dan kelemahan kita dan kemudian perbaiki. Inilah yang membuat kita sukses. Ketahuilah, tidak ada manusia yang steril dari dosa dan kesalahan, tetapi inti terbaik menjadi manusia adalah bagaimana memperbaiki suatu kesalahan agar tidak melakukan kesalahan yang sama untuk yang kedua kali.

3. Berhenti menyalahkan nasib

Periksa setiap kemunduran yang terjadi. Cari tahu apa yang berjalan keliru. Jangan melarikan diri dari kekurangan. Menyalahkan nasib tidak pernah membawa orang menuju tempat yang ia tuju. Sebaliknya, pandang kesalahan kita sebagai "Inilah salah satu cara lain untuk menjadikan saya pemenang yang lebih besar."

Elbert Hubbart yang seorang tokoh besar pernah mengatakan, "Orang gagal adalah orang yang berbuat kesalahan besar, tetapi tidak dapat memanfaatkan kesalahan tersebut."

4. Gabungkan ketekunan dengan eksperimen

Tetap dengan cita-cita kita, tetapi jangan benturkan kepala kita ke dinding batu. Coba pendekatan baru dan bereksperimenlah.

Edison dihargai karena merupakan ilmuwan yang paling tekun di dunia. Dilaporkan bahwa ia menjalankan ribuan eksperimen sebelum ia berhasil menciptakan bola lampu. Tetapi perhatikan: Edison menjalankan eksperimen. Ia bertekun di dalam tujuannya untuk mengembangkan bola lampu. Akan tetapi, ia membuat ketekunan memberikan hasil dengan menggabungkannya dengan eksperimen.

Ketekunan saja bukanlah jaminan kemenangan. Akan tetapi, ketekunan yang digabungkan dengan eksperimen benar-benar menjamin keberhasilan.

5. Ingat, ada sisi baik dalam setiap situasi

Cari sisi baik itu. Lihat sisi yang baik dan tolak rasa frustasi. Ingat juga bersama kesulitan selalu ada kemudahan. Hanya saja, tidak semua orang dapat melihat kemudahan itu. Itulah yang disebut hikmah. Semua proses kemunduran, kejatuhan dan kekalahan hanya sebuah proses yang harus dilalui untuk mencapai sebuah kemenangan dan keberhasilan.

Oke, semoga bermanfaat.


Label:

Selasa, 03 Juni 2008

The Power of Forgiveness

Sudahkah anda memaafkan orang lain hari ini? Sebagai seorang manusia yang selalu berinteraksi dengan manusia yang lain, kita pasti pernah merasakan sakit hati bukan? Akan tetapi, kalau benar-benar dirasakan siapa sebenarnya yang lebih merugi, orang yang pendendam atau yang mudah memaafkan?

Memaafkan adalah atribut orang yang kuat, hanya orang lemahlah yang tidak dapat memaafkan. Masih teringat sebuah lagu yang liriknya sebagai berikut:

Setiap manusia di dunia pasti pernah sakit hati, tapi hanya yang berjiwa ksatria yang mau memaafkan.....

Yup! Hanya seorang ksatria yang bisa memaafkan. Tidak mudah memang menepis dendam, apalagi rasa sakit yang kita rasakan masih fresh. Tapi ternyata, membenci dan mendendam kepada orang lain adalah sama seperti kita minum racun setiap hari tetapi berharap orang lain yang mati, kata Oprah Winfrey, presenter terkenal di dunia itu.

Dendam memang tidak mudah untuk dihilangkan, tapi bukan berarti tidak bisa. Yang perlu kita lakukan hanyalah membuka diri, lepaskan emosi dan mulailah memaafkan. Begitu pentingnya memaafkan sampai-sampai untuk hal yang satu ini termaktub secara jelas dalam kitab suci.

"Jadilah kamu pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf..." (QS. Al A'raf:199)

Memaafkan bukan hanya tentang memaafkan orang lain. Memaafkan juga berarti memaafkan diri sendiri. Memaafkan adalah tentang pembebasan diri dari beban yang bernama dendam. Dengan memaafkan hidup akan terasa lebih ringan dan indah untuk dilalui.

Karena itu saudaraku, mari kita rasakan kekuatan memaafkan dalam mempengaruhi hidup kita.

Label:

Senin, 02 Juni 2008

Cahaya di atas cahaya

“Allah (pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa saja yang Dia kehendaki, dan Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”
(An-Nur : 35)

Teruslah Bersinar

Mentari di pelupuk senja
tenggelam dalam samudera merah saga
ku terdiam di persimpangan malam
meresapi makna

Cahaya bulan menusukku
membuat lubang besar dalam jiwaku
ku tertatih menggapai rasa
kenapa jiwa ini bukan milikku

Jutaan bintang memamerkan kerlipnya
seolah mengirimkan pesan lewat rengkuhan angin
jangan meredup...
teruslah bersinar....
karena sinarmu menambah terangnya alam semesta

Labkom, 18 juni 2007, 15.15 wib

Label:

Terima kasih

Bapak...

terima kasih telah menikahi ibu hingga dari rahimnya lahirlah aku

terima kasih telah mendidikku seperti laki2 hingga ku bisa jadi cewek yang kuat

berkat obsesimu punya anak cowok

ku jadi tergerak untuk membuktikan padamu bahwa ku bisa

aku bukan cewek lemah

Ibu...

terima kasih telah mengijinkanku numpang dalam rahimmu

menyerap oksigen dari paru2mu, menyerap makanan dari tubuhmu

terima kasih telah tersenyum padahal berat membawaku dalam perutmu

Bapak...

terima kasih telah bercerai sama ibu

hingga ku bisa mendapat pelajaran berharga tentang kehidupan

terima kasih telah menikah lagi

hingga ku tahu apa yang harus kulakukan ketika ku nikah nanti

terima kasih telah tidak menghubungiku selama ini

hingga ku jadi cewek tegar dan tabah

Ibu...

terima kasih telah mendukung cita-citaku

disaat semua orang meremehkanku

terima kasih telah bersabar dalam menjalani hidupmu

hingga membuatku tidak terlalu sedih

terima kasih telah melakukan segalanya untukku

walaupun tak mungkin bagiku membalas segalanya, tapi

aku pasti akan membuatmu bangga telah melahirkanku ke dunia ini

Label: ,

Just For Think

Neny...
Selalu ingatkan dirimu tentang apa yang terpenting dalam hidup.
Setiap pilihan yang kamu ambil pasti membawa akibat, bagi dirimu atau orang-orang di sekitarmu.
Karena itu, sebelum memutuskan untuk melakukan sesuatu, persiapkan dirimu apakah sudah siap dengan akibat yang akan kamu timbulkan dari apa yang kamu lakukan.

Neny...
Jangan pernah muntahi teman dengan keluhan.
Ketika kamu merasa kacau karena hal-hal kecil, ketika kamu kesal pada diri sendiri, pada orang lain dan (bahkan) pada seluruh dunia..reaksi berlebihan yang kamu lakukan tidak hanya akan membuat kamu tertekan dan menderita, tapi juga akan merintangi dirimu dan usahamu untuk mendapatkan apa yang kamu inginkan.
Kamu hanya akan membuat jengkel orang-orang di sekitarmu dan pasti kamu akan terlihat bodoh di mata mereka.

Neny...
Jangan terlalu mempermasalahkan hal-hal kecil yang mengundang rasa emosi dan bete.
Berhentilah sejenak dan kamu akan merasa nyaman dengan dirimu sendiri.
Percayalah, kamu akan lebih cepat pulih dan menjadi lebih yakin karena semuanya dapat diatasi.
Lebih baik menunggu suasana hati berubah lebih baik sebelum bertemu dengan orang lain.
Yakinkan dirimu bahwa kamu bisa merubah keadaan.
Salah satu ujian terbeerat menjadi manusia adalah mampu mengharapkan kebahagiaan orang lain (bahkan) ketika kamu mungkin terluka.
Kalau bisa melakukannya, kamu akan merasakan keajaiban kekuatan dirimu yang sebenarnya.

Tersenyumlah, Neny...
Karena senyummu sungguh indah

Label:

Kangen nih...

Sensei...Neny kangen nih. Aku tahu selama ini sensei memang cerewet, tapi aku juga tahu kalo itu semua demi kebaikan Neny. So, thanks banget ya..

Masih bisa kuingat perkataan sensei waktu itu..

“Neny, terus semangat ya... orang kuat bukannya orang yang tak pernah jatuh, tapi orang kuat adalah ketika dia jatuh, maka akan segera bangkit dan menghadapi dunia dengan senyuman.

Gadis tegar, jangan nangis lagi dong...entar air matamu habis lho... Mendingan kamu tersenyum dan berjalan dengan tegak. Hadapi masalahmu, karena menghadapi masalah belum tentu lebih sulit ketimbang mengkhawatirkannya.

Gapai impianmu! Hidup akan lebih bermakna jika kamu punya impian. karena impian adalah harapan dan harapan adalah motivasi. Dengan motivasi akan timbul keyakinan. Dan keyakinan akan mengantarkanmu pada impianmu.”

Sensei benar. Aku akan terus berusaha dan tidak putus asa. Karena sekarang aku tahu bahwa kesuksesan tidak dicapai dengan mudah. harus ada tawa, tangis dan bahkan kegagalan. Baru kemudian kesuksesan itu akan lebih bermakna.

Label:

Pemahaman yang Benar adalah Kunci dari Pembebasan

"Pendidikan adalah kemampuan untuk menemukan hubungan tersembunyi antara berbagai fenomena” (Vaciav Havel, dalam ‘The Hidden Connections’, Frtjop Capra).

Memahami semua ini, maka kita tahu betapa tak terhitungnya dunia kita muncul dan hilang, tercipta dan hancur. Semua fenomena harus melewati proses kelahiran dan mati yang tak henti-hentinya karena hidup dan mati tiada lain hanyalah sekedar tampak luar dan bukan realitas yang sesungguhnya seperti halnya jutaan buih ombak di samudera yang naik-turun di permukaan laut, sementara laut itu sendiri mengatasi lahir dan mati. Kalau buih ombak menyadari hal itu, bahwa dirinya tiada lain adalah air, maka ia akan mengatasi kelahiran dan kematian dan sampai pada kedamaian batin yang sesungguhnya dan bisa mengatasi ketakutan.

Bukankah semua ini justru yang dimaksud dengan Hukum Kekekalan Energi dam ilmu fisika, yaitu : energi tidak pernah statis dan musnah tapi terus berubah dalam bentuknya saja.

Ketidakfahaman mengenai hal inilah yang membuat hidup seseorang merasa menderita karena tidak memahami dirinya mempunyai landasan yang sama dengan semua hal.

Ketidaktahuan inilah kemudian yang menyebabkan munculnya rasa duka yang berlimpah-ruah. Kekeliruan, kesengsaraan, keserakahan, keangkaramurkaan, keraguan, kedengkian, kecemasan, semuanya berakar pada ketidaktahuan ini.

Pengertian mengenai kekal, tidak lagi akan ditafsirkan sebagai hidup yang sekarang ini adalah fana dan di akhirat nantilah yang kekal abadi, melainkan adalah “bila masa lalu dan masa depan bertemu dalam kekinian hidup (here and now) sebagai sesuatu yang indah dan suci untuk dijalani.

Kalau kita mulai belajar menenangkan pikiran supaya bisa melihat masalah lebih mendalam, maka kita akan dapat sampai pada pemahaman yang penuh yang akan memecahkan penderitaan dan kecemasan sehingga muncul rasa penerimaan dan cinta. Karena antara cinta dan pemahaman adalah sama hakekatnya.

Setiap orang adalah merupakan hasil dari kondisi fisik, emosi dan sosial yang dialami. Kalau kita memahami hal ini, maka kita tak akan membenci siapa pun, meski ia telah berbuat sesuatu yang tidak baik. Tapi kita akan berusaha selalu membantu/memfasilitasi terjadinya transformasi kondisi fisik, emosional dan keadaan sosialnya untuk lebih memahami sehingga bisa mengembangkan dirinya menjadi manusia yang lebih baik lagi.

Pemahaman ini akan memunculkan rasa kasihan, cinta kasih yang akhirnya akan memunculkan aksi yang betul. Supaya kita bisa mendapatkan pemahaman yang terang, utamanya kita perlu hidup dengan perhatian yang penuh, melakukan kontak langsung dengan hidup pada saat ini, sungguh melihat apa yang sedang terjadi di dalam dan di luar dirinya.

Hidup ini hanya akan diterangi oleh pemahaman yang benar, pikiran yang benar, tutur kata yang benar, perbuatan yang benar, hidup yang benar, usaha yang benar, perhatian yang benar, konsentrasi yang benar. Itu berarti kita menghayati hidup momen demi momen sebagai the walking meditation!

Hidup dalam kesadaran berarti hidup pada saat ini. Seseorang sadar pada apa yang sedang terjadi dalam dirinya maupun di lingkungannya. Ia berada dalam kontak langsung dengan kehidupan. Bila ia melakukan hal itu secara berkelanjutan, maka pehamaman akan diri dan sekitarnya menjadi semakin dalam yang pada gilirannya akan melahirkan sikap toleran dan cinta.

Bila semua manusia memahami satu sama lain, maka mereka akan saling menerima dan mencintai. Sehingga karenanya tidak akan ada demikian banyak kesengsaraan di dunia ini.

Wallahu a'lam.

Label:

Keberanian Mengada

Sebagai kata kerja, mengada berarti secara aktif hadir pada saat sekarang dan bersentuhan secra utuh dengan apa yang ada disini, saat ini (living in the present moment). Setiap saat kita mengalami sesuatu, maka salah satu dari dua hal akan muncul, yaitu : Kita mengada bersamanya atau menolaknya.

Mengada bersamanya berarti kita mencemplungkan diri ke dalam pengalaman itu, mengalaminya. Bila kita memilih untuk hadir mengada bersama sesuatu saat sekarang, maka di dalam diri kita akan muncul kekuatan batin murni yang menumbuhkan kreativitas.

Namun cukup menggelikan bahwasanya kita jarang sekali membiarkan diri kita mengada dan mengalami kekinian hidup. Hampir selalu kita menolaknya, mencoba memanipulsinya atau berharap bukan itu yang terjadi. Sedari kanak-kanak, kita sejak dini telah belajar untuk menolak pengalaman yang dirasa tidak menyenangkan; karena masih sangat peka dan polos, kita begitu saja berpaling dari hal-hal yang menimbulkan perasaan tidak senang.

Ini berarti secara lami kita telah belajar menutup diri. Di saat kita bereaksi menolak, berpaling atau lari dari aspek yang tidak menyenagkan dalam pengalaman kita, sesungguhnya kita sedang berhenti mengada, artinya : kita kehilangan landasan, pijakan dan persis sama seperti ketika kita terpeleset dan terlempar dari keberadaan saat sekarang (kekinian).

Ketika kita bereaksi menolak sesuatu yang sedang kita alami, misalnya dengan marah, maka seakan-akan kita sedang membuat suatu lubang atau “kematian sesaat” dalam hidup kita. Saat kemarahan itu muncul terhadap diri sendiri atau orang lain, kita seolah-olah mati dan pada saat yang sama menjadi manusia yang tidak utuh lagi !

Tidaklah mengherankan jika kita lalu keluar dan berjalan tak tentu arah untuk melarikan diri dari kenyataan dan mencari hiburan di luar, tenggelam dalam obat tidur, ecstacy dan alkohol, lalu dengan putus asa berusaha menjadi sesuatu yang bukan jati diri kita sendiri, hidup dalam fantasi masa depan yang bahagia. Semua bentuk pelarian itu adalah cara-cara untuk mencoba mengisi kekosongan yang terjadi saat kita menolak untuk menjadi diri sendiri.

Kita cenderung berfantasi memikirkan hal-hal yang baik saja dan menolak atau melarikan diri dari hidup kita. Dan kita sering terlupa bahwa kita tidak sendiri di dunia ini. Ada Allah yang selalu bisa dijadikan sandaran.

Saya mencari musim semi dimana-mana Tetapi musim semi tidak dapat ditemukan dimanapun. Diatas gunung, saya hanya melihat sepatu saya yang robek, Saya kembali dan secara kebetulan tersenyum melihat bunga plum berkembang Lalu saya pun tau musim seni adalah disini, berada diantara cabang pepohonan (Ditulis di zaman Dinasti Tang, 600 tahun sesudah Masehi)

Wallahu A'lam

Label:

7 KIAT MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ)

Emosi adalah hal yang begitu saja terjadi dalam hidup Anda. Anda menganggap bahwa perasaan marah, takut, sedih, senang, benci, cinta, antusias, bosan, dan sebagainya adalah akibat dari atau hanya sekedar respon Anda terhadap berbagai peristiwa yang terjadi pada Anda.

Membahas soal emosi maka sangat erat kaitannya dengan kecerdasan emosi itu sendiri, dimana merupakan kemampuan seseorang untuk memotivasi diri sendiri, bertahan menghadap frustasi, mengendalikan dorongan hati (kegembiraan, kesedihan, kemarahan, dan lain-lain) dan tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan mampu mengendalikan stres.

Kecerdasan emosional juga mencakup kesadaran diri dan kendali dorongan hati, ketekunan, semangat dan motivasi diri dan kendali dorongan hati, ketekunan, semangat dan motivasi diri, empati dan kecakapan sosial. Ketrampilan yang berkaitan dengan kecerdasan emosi antara lain misalnya kemampuan untuk memahami orang lain, kepemimpinan, kemampuan membina hubungan dengan orang lain, kemampuan berkomunikasi, kerjasama tim, membentuk citra diri positif, memotivasi dan memberi inspirasi dan sebagainya.

Nah, agar kecerdasan emosional Anda terjaga dengan baik, berikut 7 keterampilan yang harus Anda perhatikan dan tak ada salahnya Anda coba:

* Mengenali emosi diri
Keterampilan ini meliputi kemampuan Anda untuk mengidentifikasi apa yang sesungguhnya Anda rasakan. Setiap kali suatu emosi tertentu muncul dalam pikiran, Anda harus dapat menangkap pesan apa yang ingin disampaikan. Berikut adalah beberapa contoh pesan dari emosi: takut, sakit hati, marah, frustasi, kecewa, rasa bersalah, kesepian.

* Melepaskan emosi negatif
Keterampilan ini berkaitan dengan kemampuan Anda untuk memahami dampak dari emosi negatif terhadap diri Anda. Sebagai contoh keinginan untuk memperbaiki situasi ataupun memenuhi target pekerjaan yang membuat Anda mudah marah ataupun frustasi seringkali justru merusak hubungan Anda dengan bawahan maupun atasan serta dapat menyebabkan stres. Jadi, selama Anda dikendalikan oleh emosi negatif Anda justru Anda tidak bisa mencapai potensi terbaik dari diri Anda. Solusinya, lepaskan emosi negatif melalui teknik pendayagunaan pikiran bawah sadar sehingga Anda maupun orang-orang di sekitar Anda tidak menerima dampak negatif dari emosi negatif yang muncul.

* Mengelola emosi diri sendiri
Anda jangan pernah menganggap emosi negatif atau positif itu baik atau buruk. Emosi adalah sekedar sinyal bagi kita untuk melakukan tindakan untuk mengatasi penyebab munculnya perasaan itu. Jadi emosi adalah awal bukan hasil akhir dari kejadian atau peristiwa. Kemampuan kita untuk mengendalikan dan mengelola emosi dapat membantu Anda mencapai kesuksesan.

Ada beberapa langkah dalam mengelola emosi diri sendiri, yaitu: pertama adalah menghargai emosi dan menyadari dukungannya kepada Anda.

Kedua berusaha mengetahui pesan yang disampaikan emosi, dan meyakini bahwa kita pernah berhasil menangani emosi ini sebelumnya. Ketiga adalah dengan bergembira kita mengambil tindakan untuk menanganinya. Kemampuan kita mengelola emosi adalah bentuk pengendalian diri yang paling penting dalam manajemen diri, karena kitalah sesungguhnya yang mengendalikan emosi atau perasaan kita, bukan sebaliknya.

* Memotivasi diri sendiri
Menata emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan merupakan hal yang sangat penting dalam kaitan untuk memberi perhatian, untuk memotivasi diri sendiri dan menguasai diri sendiri, dan untuk berkreasi. Kendali diri emosional--menahan diri terhadap kepuasan dan mengendalikan dorongan hati--adalah landasan keberhasilan dalam berbagai bidang.
Ketrampilan memotivasi diri memungkinkan terwujudnya kinerja yang tinggi dalam segala bidang. Orang-orang yang memiliki ketrampilan ini cenderung jauh lebih produktif dan efektif dalam hal apapun yang mereka kerjakan.

* Mengenali emosi orang lain
Mengenali emosi orang lain berarti kita memiliki empati terhadap apa yang dirasakan orang lain. Penguasaan keterampilan ini membuat kita lebih efektif dalam berkomunikasi dengan orang lain. Inilah yang disebut sebagai komunikasi empatik. Berusaha mengerti terlebih dahulu sebelum dimengerti. Ketrampilan ini merupakan dasar dalam berhubungan dengan manusia secara efektif.

* Mengelola emosi orang lain
Jika keterampilan mengenali emosi orang lain merupakan dasar dalam berhubungan antar pribadi, maka keterampilan mengelola emosi orang lain merupakan pilar dalam membina hubungan dengan orang lain. Manusia adalah makhluk emosional. Semua hubungan sebagian besar dibangun atas dasar emosi yang muncul dari interaksi antar manusia.

Keterampilan mengelola emosi orang lain merupakan kemampuan yang dahsyat jika kita dapat mengoptimalkannya. Sehingga kita mampu membangun hubungan antar pribadi yang kokoh dan berkelanjutan. Dalam dunia industri hubungan antar korporasi atau organisasi sebenarnya dibangun atas hubungan antar individu. Semakin tinggi kemampuan individu dalam organisasi untuk mengelola emosi orang lain.

* Memotivasi orang lain
Keterampilan memotivasi orang lain adalah kelanjutan dari keterampilan mengenali dan mengelola emosi orang lain. Keterampilan ini adalah bentuk lain dari kemampuan kepemimpinan, yaitu kemampuan menginspirasi, mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Hal ini erat kaitannya dengan kemampuan membangun kerja sama tim yang tangguh dan andal.

Jadi, sesungguhnya ketujuh keterampilan ini merupakan langkah-langkah yang berurutan. Anda tidak dapat memotivasi diri sendiri kalau Anda tidak dapat mengenali dan mengelola emosi diri sendiri. Setelah Anda memiliki kemampuan dalam memotivasi diri, barulah kita dapat memotivasi orang lain.

Mudah-mudahan kiat di atas dapat membantu Anda meningkatkan kecerdasan emosional Anda. Selamat mencoba!

Label:

Berpikir Positif

Saat menemukan artikel ini, saya berpikir sebaiknya orang lain juga tahu karena tidak semua orang selalu berpikir positif. Maka, ijinkanlah saya menyampaikannya. Semoga berguna...

Muhammad Ali mengatakan bahwa sang juara dihasilkan dari keinginan, impian, dan visi. Sementara, Dennis Waitley, mengatakan bahwa pemenang selalu mengatakan 'saya akan' dan 'saya bisa'. Ini adalah pekerjaan pikiran. Memang tidak nyata tetapi akan membawa dampak yang luar biasa bagi kehidupan kita jika pikiran kita sudah terkondisikan seperti yang dijelaskan di atas.

Keinginan datang dari pikiran. Sementara semua orang memiliki pikiran, jadi semua orang bisa memiliki keinginan. Bahkan, memang semua orang punya keinginan, siapa yang tidak? Lalu mengapa tidak semua orang menjadi orang sukses? Tentu saja keinginan yang membawa kepada kesuksesan berbeda dengan keinginan biasa. Keinginan yang membawa kepada sukses adalah keinginan yang sangat jelas dan keinginan yang memberikan dorongan yang besar untuk mencapainya. Bukan sekedar keinginan yang bila tercapai tidak membawa dampak, begitu juga jika
tidak. Bukan juga keinginan yang samar, seperti "saya ingin bahagia" dan "saya ingin kaya".

Apa bedanya keinginan dan impian? Impian adalah bagian dari keinginan. Impian memiliki makna lebih khusus, impian digunakan untuk keinginan yang besar, keinginan yang menurut kebanyak orang sulit atau tidak mungkin dicapai. Sudahkah kita punya impian? Sementara visi adalah gambaran dari impian tersebut dimana impian tersebut seakan-akan sudah kita capai. Visi adalah gambaran kita masa depan, saat semua keinginan kita tercapai.

Pikiran positif, yang salah satunya memiliki visi hidup yang jelas baik dunia maupun akhirat insya Allah akan membawa kita kepada keberhasilan. Pikiran positif lainnya ialah selalu berkata 'saya bisa' dan 'saya akan'. Meskipun secara islami akan lebih baik jika di tambah dengan kata insya Allah. Kata-kata 'saya akan' dan 'saya bisa' adalah refleksi dari pikiran positif yang tidak menyerah pada keadaan, apapun keadaan yang dilaluinya

Label: