Pasrahku
Diantara denting jarum jam yang bergayutan
Diantara tetesan peluh yang membasahi mukaku
Aku berkutat dengan waktu
Lelaki berbaju putih itu berkata
” Maaf, Anda positif kanker stadium empat. Sayang sekali, tidak ada stadium lima. Dan umur anda tinggal tiga bulan lagi.”
Enak saja memprediksi umur manusia
Memangnya siapa dia?
Dia bukan Tuhan!
Aku tidak akan menyerah begitu saja
Hanya karena ku tahu sisa waktuku
Bukankah semua orang akan mati?
Aku tidak lemah!
Tapi airmata ini...
Tak mematuhiku rupanya
Ia terus saja mengalir tanpa bisa kukendalikan
Kakiku gontai
Sayup-sayup kudengar suara-suara penyeru-Mu
Entah kenapa kali ini terdengar indah
Terus menggetarkan gendang telingaku
Oh, Robb..
Inikah saatnya..
Biarkan aku mengambil wudhu terakhirku
Biarkan aku menegakkan sholat terakhirku
Aku pasrah
Dalam tidurku.
Label: Puisi dan Sajak
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda